Rabu, 01 Agustus 2012

2 Agustus - YANG SETARA DENGAN ALLAH



“Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan” (Filipi 2:6).

Anak Allah adalah satu-satunya korban yang agung untuk sepenuhnya memenuhi tuntutan hukum Allah yang sempurna. Para malaikat memang tidak berdosa tetapi tidak senilai dengan hukum Allah. Mereka menuruti hukum....Mereka adalah makhluk ciptaan dan mengalami masa pencobaan. Pada Kristus tidak diberikan persyaratan. Ia memiliki kekuasaan untuk meletakkan kehidupan-Nya dan mengambilnya lagi. Tidak ada kewajiban dibebankan pada-Nya untuk mengambil tugas penebusan. Itu adalah pengorbanan yang sukarela. Kehidupan-Nya cukup bernilai untuk menyelamatkan orangorang berdosa dari kondisi mereka yang berdosa....

Persembahan korban dan keimamatan sistem Yahudi ditetapkan untuk menggambarkan kematian dan pekerjaan pengantaraan Kristus. Semua upacara itu tidak memiliki arti dan kebaikan, hanya bila dihubungkan dengan Kristus, yakni Diri-Nya Sendirilah yang menjadi landasannya, dan yang membuat seluruh sistem itu ada. Tuhan telah memberitahu Adam, Habel, Set, Henokh, Nuh, Abraham, dan tokoh-tokoh kuno, terutama Musa, bahwa system upacara korban dan keimamatan itu sendiri tidak cukup untuk memberikan keselamatan satu jiwa.

Sistem persembahan korban mengarah pada Kristus. Melalui ini, para tokoh kuno melihat Kristus dan percaya kepada-Nya. Ini semua ditetapkan dari surga untuk mengingatkan pada manusia tentang perpisahan yang menakutkan yang dibuat dosa antara Allah dan keluarga manusia, yang memerlukan satu pelayanan pengantaraan. Melalui Kristus komunikasi yang terputus karena pelanggaran Adam terbuka antara Allah dan orang berdosa....

Sistem Yahudi itu bersifat simbolis dan harus dilanjutkan sampai Korban yang sempurna menggantikan yang dilambangkannya.... Umat Allah, sejak zaman Adam sampai masa ketika Bangsa Israel menjadi umat yang terasing dan berbeda dari dunia, telah diberitahu tentang Penebus yang akan datang, yang dilambangkan oleh persembahan korban mereka. Juruselamat ini akan menjadi pengantara, berdiri di antara Yang Mahatinggi dan umat-Nya. Melalui cara ini, satu jalan terbuka di mana orang berdosa bisa menemukan jalan masuk kepada Allah melalui pengantaraan yang lain....Kristus sajalah yang dapat membuka jalan itu dengan memberikan persembahan yang setara dengan tuntutan hukum Ilahi. Ia itu sempurna dan tidak ternoda oleh dosa. Ia tanpa cacat atau cela. —Review and Herald, 17 Des. 1872.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar