“Anak itu bertambah
besar dan menjadi kuat, penuh hikmat” (Lukas 2:40).
Bangsa Yahudi memiliki
pemikiran yang keliru tentang Mesias dan pekerjaan-Nya.... Mereka mencari
kemuliaan yang akan tampak ketika Kristus datang kedua kalinya, dan tidak
mempelajari Alkitab agar mereka dapat mengetahui bahwa Ia akan datang pertama kali
dalam cara yang sangat bersahaja....Sebelum Ia datang ke bumi, Ia telah
memberikan nubuatan-nubuatan kepada para hamba-Nya yang telah menuliskannya,
dan sekarang Ia mempelajari Alkitab itu, Roh Kudus membawa semua ini ke dalam
pikiran-Nya dan memperlihatkan pada-Nya pekerjaan besar yang harus
dilakukan-Nya di bumi....Tetapi meskipun Ia lebih bijak daripada orang-orang
terpelajar, Ia tidak menjadi sombong atau merasa bahwa Ia lebih unggul
melakukan tugas yang paling rendah. Ia mengambil bagian dalam beban rumah
tangga, bersama ayah, ibu, dan saudara-saudara-Nya, dan bekerja keras untuk
membantu keluarga itu. Meskipun para doktor terkagum-kagum pada hikmat-Nya, Ia menuruti
orangtua-Nya dan bekerja dengan tangan-Nya sendiri sebagaimana dilakukan para
pekerja keras manapun. Dikatakan tentang Yesus bahwa semakin bertambah usia-Nya,
maka Ia “makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan
makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”
Pengertian yang Ia dapatkan
dari hari ke hari, yang memperlihatkan pada-Nya betapa indah seharusnya
misi-Nya di dunia, tidak menuntun Dia untuk mengabaikan tugas-tugas yang paling
rendah. Ia dengan senang hati menjalankan pekerjaan yang biasanya dilakukan
oleh anak-anak dan orang muda yang tinggal di rumah tangga sederhana, karena Ia
mengetahui seperti apa tertekan oleh kemiskinan itu. Ia memahami godaan
anak-anak, karena Ia menanggung kesedihan dan cobaan mereka. Ia bertekad untuk
teguh dan setia melakukan yang benar; meskipun orang lain mencoba menuntun-Nya
melakukan yang jahat, namun Ia tidak pernah melakukan kesalahan dan tidak mau berpaling
sedikit pun dari jalan kebenaran dan keadilan. Ia selalu menuruti orangtua-Nya
dan melakukan setiap tugas yang diberikan pada-Nya. Tetapi masa kanak-kanak dan
masa muda-Nya dilalui dengan baik dan penuh keceriaan. Kehidupan-Nya yang tanpa
noda menimbulkan kecemburuan dan iri hati dari saudara-saudara-Nya, karena
mereka tidak percaya pada-Nya. Mereka terganggu karena perilaku-Nya dalam segala
hal tidak seperti yang mereka lakukan dan tidak mau menjadi salah satu dari
mereka dalam melakukan yang jahat. Dalam kehidupan-Nya di rumah, Ia itu ceria
tetapi tidak pernah gaduh. Ia selalu kelihatan seperti seorang yang ingin belajar.
Ia sangat senang berada di alam, dan Allah adalah guru-Nya. Youth’s Instructor, 28 Nov. 1895.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar