Kamis, 23 Agustus 2012

24 Agustus - MEMUASKAN DAHAGA JIWA



“Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air” (Yohanes 4:15).

Wanita itu begitu terkejut karena perkataan Yesus sehingga ia menaruh tempayannya di pinggir sumur, dan melupakan dahaga Orang Asing ini dan permintaan-Nya untuk memberikan Dia air untuk diminum, melupakan tujuannya ke sumur itu, ia tenggelam dalam keinginan kuatnya untuk mendengar setiap perkataan....

Sekarang Yesus tiba-tiba mengubah pokok pembicaraan dan meminta wanita itu untuk memanggil suaminya. Ia dengan jujur menjawab, “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.”...Tatkala masa lalu kehidupannya terpampang di hadapannya, si pendengar itu pun gemetar. Keyakinan akan dosa telah timbul. Ia berkata, “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.” Dan kemudian, untuk mengubah percakapan ke pokok pembicaraan yang lain, ia berusaha menuntun Kristus ke dalam masalah perbedaan agama mereka....Keyakinan dari Roh Allah telah masuk ke dalam hati wanita Samaria itu.... Sampai saat itu tidak ada ajaran yang telah membangkitkan sifat moralnya dan menimbulkan satu pemahaman tentang kebutuhan yang lebih tinggi baginya.

Kristus membaca di balik penampilan, dan Ia menyatakan kepada wanita Samaria itu bahwa jiwanya haus, yang tidak akan pernah dapat dipuaskan oleh air sumur di Sikhar itu.... Rasa haus alamiah si wanita Samaria telah menuntun dia kepada jiwa yang haus akan air kehidupan....

Karena telah melupakan rencana yang membawanya ke sumur itu, si wanita meninggalkan tempayannya dan pergi ke kota, mengatakan kepada semua orang yang ditemuinya, “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu.”...

Tidak ada bahaya mengancam bila mengambil terlalu banyak; karena Kristus itulah mata air kebenaran yang tak ada habis-habisnya. Ia telah menjadi mata air hidup sejak kejatuhan Adam. Ia berkata, “Kalau ada yang haus, biarlah ia datang kepada-Ku dan minum.” Dan “barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Signs of the Times, 22 April 1897.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar