“Tuhan, berikanlah
aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk
menimba air” (Yohanes 4:15).
Wanita itu begitu terkejut
karena perkataan Yesus sehingga ia menaruh tempayannya di pinggir sumur, dan
melupakan dahaga Orang Asing ini dan permintaan-Nya untuk memberikan Dia air
untuk diminum, melupakan tujuannya ke sumur itu, ia tenggelam dalam keinginan
kuatnya untuk mendengar setiap perkataan....
Sekarang Yesus tiba-tiba
mengubah pokok pembicaraan dan meminta wanita itu untuk memanggil suaminya. Ia
dengan jujur menjawab, “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya:
“Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai
lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau
berkata benar.”...Tatkala masa lalu kehidupannya terpampang di hadapannya, si
pendengar itu pun gemetar. Keyakinan akan dosa telah timbul. Ia berkata,
“Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.” Dan kemudian, untuk
mengubah percakapan ke pokok pembicaraan yang lain, ia berusaha menuntun
Kristus ke dalam masalah perbedaan agama mereka....Keyakinan dari Roh Allah
telah masuk ke dalam hati wanita Samaria itu.... Sampai saat itu tidak ada
ajaran yang telah membangkitkan sifat moralnya dan menimbulkan satu pemahaman
tentang kebutuhan yang lebih tinggi baginya.
Kristus membaca di balik
penampilan, dan Ia menyatakan kepada wanita Samaria itu bahwa jiwanya haus,
yang tidak akan pernah dapat dipuaskan oleh air sumur di Sikhar itu.... Rasa
haus alamiah si wanita Samaria telah menuntun dia kepada jiwa yang haus akan
air kehidupan....
Karena telah melupakan
rencana yang membawanya ke sumur itu, si wanita meninggalkan tempayannya dan
pergi ke kota, mengatakan kepada semua orang yang ditemuinya, “Mari, lihat! Di
sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.
Mungkinkah Dia Kristus itu.”...
Tidak ada bahaya mengancam
bila mengambil terlalu banyak; karena Kristus itulah mata air kebenaran yang
tak ada habis-habisnya. Ia telah menjadi mata air hidup sejak kejatuhan Adam.
Ia berkata, “Kalau ada yang haus, biarlah ia datang kepada-Ku dan minum.” Dan
“barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk
selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata
air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal.” Signs of the
Times, 22 April 1897.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar