“Bukan dia dan bukan
juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di
dalam dia” (Yohanes 9:3).
Waktu Yesus sedang lewat,
Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Dan para murid bertanya
kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang
tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?”...
Dalam pertanyaan yang
diajukan para murid kepada Yesus, mereka memperlihatkan anggapan bahwa semua
penyakit dan penderitaan itu akibat dosa. Ini sesungguhnya benar, tetapi Yesus
menjelaskan kekeliruan yang menganggap bahwa semua orang yang berada dalam penderitaan
yang besar juga adalah seorang pendosa berat. Sementara Ia memperbaiki
kesalahan-kesalahan mereka, Ia meludah ke atas tanah dan mengaduk tanahnya dan
mengoleskan pada mata orang buta itu dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah
dirimu dalam Kolam Siloam (artinya Yang Diutus),” lalu pergilah orang itu dan kembali dengan mata melek. Yesus
menjawab pertanyaan para murid kepada-Nya dengan cara yang praktis, dan para
murid tidak tergerak untuk mendiskusikan siapa yang telah berdosa atau tidak
berdosa, tetapi untuk memahami kekuatan Allah, kemurahan dan belas kasih-Nya,
dalam memberikan penglihatan kepada si buta. Itu agar semua orang diyakinkan
bahwa tidak ada kekuatan penyembuhan di dalam tanah liat atau pada kolam ke
mana orang itu disuruh pergi untuk membasuh diri, tetapi kebaikan itu ada dalam
Kristus....
Teman-teman dan
tetangga-tetangga orang muda yang baru disembuhkan itu memandang dia dengan
ragu, karena ketika matanya terbuka, air mukanya berubah dan menjadi cerah, dan
membuat dia kelihatan seperti orang lain. Dari satu orang ke orang lainnya,
pertanyaan disampaikan, “Apakah itu dia?” Dan beberapa orang berkata, “Itu seperti
dia,” tetapi dia yang telah menerima berkat agung tersebut menenangkan
pergunjingan dengan berkata, “Akulah dia.” Kemudian ia memberitahu mereka
tentang Yesus dan dengan cara apa Yesus menyembuhkan dia, dan mereka bertanya,
“Di manakah Dia?” Ia berkata, “Aku tidak tahu.” Mereka membawa dia yang sejak
lahir buta, kepada orang-orang Farisi. Dan waktu itu hari Sabat ketika Yesus
mengaduk tanah, dan membuka matanya.... Oleh sebab itu beberapa orang Farisi
berkata, “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari
Sabat.” Sebagian pula berkata: “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mukjizat
yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka....
Mereka tidak mengetahui
bahwa Dia yang telah menjadikan Sabat itu, yang mengetahui semua kewajibannya,
yang telah menyembuhkan orang itu. Signs of the Times, 23 Okt. 1893.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar