“Tetapi akhirnya
tampillah dua orang, yang mengatakan: ‘Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan
Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari’” (Matius 26:60, 61).
Ini adalah satu-satunya
tuduhan yang bisa diberlakukan melawan Kristus. Tetapi perkataan ini
diselewengkan dan salah penerapan. Kristus berkata, “Rombak Bait Allah ini, dan
dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.... Tetapi Ia berbicara tentang
bait tubuh-Nya.”
Para imam dan penguasa,
dengan banyak orang lainnya, mencela-Nya dengan banyak pernyataan palsu. Sementara
Ia tergantung di salib, orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil
menggelengkan kepala, mereka berkata: “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci
dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu.” Tetapi
meskipun disalahartikan, perkataan Kristus digenapi. Pemberitaan umum
dilakukan, dan berita itu bahkan lebih berkesan oleh pernyataan musuh-musuhNya....
Mereka yang mengolok-olok
berkata, “Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia,
jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah,”
sedikit mengetahui bahwa kesaksian mereka akan bergema selama berabad-abad.
Namun meskipun diucapkan dalam ejekan, perkataan itu benar adanya. Hal itu
menuntun banyak orang menyelidik Kitab Suci sendiri. Orang-orang bijak
mendengar, mencari, mempertimbangkan, dan berdoa. Ada beberapa orang yang tidak
berhenti sampai mereka melihat makna misi Kristus dengan menyelidik Kitab Suci dan
membandingkan ayat demi ayat. Mereka melihat bahwa pengampunan cuma-cuma
diberikan oleh Dia yang kemurahan hati-Nya merangkul seluruh dunia.... Tidak
pernah sebelumnya ada pengetahuan yang demikian luas tentang Yesus sebagaimana
ketika Ia digantung di salib. Ia diangkat dari bumi untuk menarik semua orang kepada
Dia. Ke dalam hati banyak orang yang menyaksikan pemandangan salib dan yang mendengar
perkataan Kristus adalah terang kebenaran yang bersinar. Bersama Yohanes mereka
akan berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia.”...
Pemandangan ini terjadi di
hadapan surga dan bumi. Para malaikat menyaksikan ejekan dan kejijikan yang tak
berbelas kasih diperlihatkan kepada Yesus oleh mereka yang seharusnya mengakui
Dia sebagai Mesias....
Sekali lagi datang seruan,
yang keluar dari penderitaan moral, “Sudah selesai.” “Ya Bapa, ke dalam
tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan
nyawa-Nya. Kristus, Yang Agung dari surga, Raja kemuliaan, telah mati. Review and Herald, 28 Des. 1897.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar