Jumat, 03 Agustus 2012

4 Agustus - BERITA SUKACITA



“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka.... Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ‘Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa’” (Lukas 2:8-10).

Para malaikat melihat para pengelana yang letih itu, Yusuf dan Maria yang sedang berjalan menuju kota Daud untuk disensus, menurut perintah Kaisar Agustus. Ke sinilah dalam pemeliharaan Allah, Yusuf dan Maria dibawa karena inilah tempat lahir Kristus yang telah diramalkan oleh nubuatan. Mereka mencari tempat peristirahatan di hotel kecil, tetapi ditolak karena tidak ada tempat lagi. Yang kaya dan terhormat yang disambut dan menemukan penyegaran dan tempat, sementara para pengelana yang keletihan ini terpaksa mencari tempat naungan di sebuah bangunan buruk yang menjadi kandang binatang.

Di sinilah Juruselamat dunia dilahirkan. Yang Mahaagung, yang membangkitkan kekaguman dan kesemarakan di surga, direndahkan dalam satu tempat tidur palungan. Di surga Ia dikelilingi dengan para malaikat suci, tetapi sekarang teman-teman-Nya adalah binatang-binatang di kandang. Sungguh satu penghinaan!...

Karena tidak seorang pun dari antara anak manusia yang mengabarkan kedatangan Mesias itu, para malaikat sekarang harus melakukan tugas itu yang merupakan kehormatan istimewa bagi manusia....Para gembala yang bersahaja, yang sedang menjaga kambing dombanya di malam hari, adalah orang-orang yang bersukacita menerima kesaksian itu.... Mereka pada awalnya tidak melihat beribu-ribu malaikat yang berkumpul di langit. Kecemerlangan dan kemuliaan dari makhluk surgawi menyinari dan menyemarakkan seluruh daratan itu....

Para gembala dipenuhi dengan sukacita, dan saat sinar kemuliaan itu menghilang dan para malaikat kembali ke surga, mereka semua bercahaya dengan berita sukacita dan bergegas mencari sang Juruselamat. Mereka menemukan bayi Penebus itu, sebagaimana telah disaksikan para malaikat surga, terbungkus dalam kain lampin dan berbaring di palungan kecil dan sempit.

Peristiwa yang baru saja terjadi telah memberi kesan tak terlupakan dalam pikiran dan hati mereka, dan mereka dipenuhi dengan ketakjuban, kasih, dan rasa syukur atas sikap Allah yang sangat merendahkan diri bagi keluarga manusia dalam mengutus Anak-Nya ke dunia ini. Review and Herald, 17 Des. 1872.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar