Senin, 27 Agustus 2012

29 Agustus - GETSEMANI



“Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: ‘Duduklah di sini, sementara Aku berdoa’” (Markus 14:32).

Ketika Kristus meninggalkan murid-murid-Nya, meminta mereka berdoa untuk diri mereka sendiri dan bagi-Nya, Ia memilih tiga orang, Petrus, Yakobus, dan Yohanes, dan pergi lebih jauh ke dalam taman untuk menyendiri.Ketiga murid ini telah bersama Dia sewaktu Dia dipermuliakan; mereka telah melihat tiga tamu surgawi, Musa dan Elia, berbincang-bincang dengan Yesus, dan Kristus menginginkan kehadiran mereka pada kesempatan ini juga....

Kristus mengekspresikan keinginan-Nya terhadap simpati manusia dan kemudian mengasingkan Diri-Nya dari mereka sekitar sejauh lemparan batu. Setelah jatuh bertelut, Ia berdoa, “Ya, Bapa, jika mungkin biarlah cawan ini berlalu daripada-Ku: tetapi biarlah kehendak-Mu yang jadi, bukan kehendak-Ku.”

Di akhir jam itu, Yesus, yang merasa memerlukan simpati manusia, bangkit dari tanah dan berjalan sempoyongan ke tempat di mana Ia meninggalkan ketiga murid-Nya.... Ia rindu mendengar kata-kata dari mereka yang akan membawa kelegaan bagi-Nya dalam penderitaan-Nya. Tetapi Ia kecewa. Mereka tidak memberikan bantuan yang Ia perlukan dari mereka. Gantinya, Ia “mendapati mereka tertidur.”

Tepat sebelum Ia melangkahkan kaki ke taman, Yesus berkata kepada para murid-Nya, “Kamu semua akan tergoncang imannya karena Aku malam ini”; dan mereka telah memberikan jaminan paling kuat kepada Kristus bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan Tuhan mereka, bahwa mereka akan pergi ke penjara bersama Dia, dan jika perlu akan menderita dan mati bersama Dia. Dan Petrus yang malang yang merasa diri puas menambahkan, “Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak.” Tetapi para murid percaya pada kekuatan mereka sendiri’ mereka tidak memandang pada Penolong ajaib, sebagaimana yang dinasihatkan Kristus untuk dilakukan.... Sekalipun Petrus yang bersemangat tinggi itu, yang baru beberapa jam sebelumnya telah menyatakan mau mati bersama Tuhannya, sedang tertidur....

Sekali lagi Anak Allah tercekam oleh penderitaan yang teramat sangat berat, Ia terhuyung-huyung kembali ke tempat pergumulan sebelum-Nya....Sekarang suara-Nya terdengar kepada mereka di tengah udara malam yang tenang, tidak dalam nada kemenangan tetapi penuh dengan penderitaan manusia.... Meskipun dosa merupakan hal mengerikan yang telah membuka pintu air bah kesengsaraan dunia, Ia akan menjadi pendamai satu umat yang telah berdosa. Signs of the Times, 2 Des. 1897.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar