Senin, 06 Agustus 2012

7 Agustus - RUMAH BAPA-KU

“Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Lukas 2:49).

Orangtua Yesus setiap tahunnya mengunjungi Yerusalem, menuruti peraturan orang Yahudi. Putra mereka Yesus, yang saat itu berusia dua belas tahun, menyertai mereka. Dalam perjalanan pulang, setelah mereka mengadakan satu hari perjalanan jauhnya, kekhawatiran mereka timbul saat kehilangan Yesus....Mereka bergegas kembali ke Yerusalem, hati mereka diliputi kesedihan....

Sementara orangtua Kristus mencari-cari-Nya, mereka melihat orang banyak memadati rumah ibadat, dan ketika mereka masuk, suara yang akrab di telinga dari Anak mereka menahan perhatian mereka. Mereka tidak dapat melihat Dia karena orang banyak itu, tetapi mereka mengetahui bahwa mereka tidak keliru, karena tidak ada suara yang seperti Dia, yang ditandai dengan alunan khidmat. Orangtua itu menatap keheranan pada pemandangan itu. Putra mereka, di tengah para doktor dan ahli Taurat terkenal dan terpelajar, sedang memperlihatkan bukti pengetahuan yang lebih unggul oleh pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban-Nya. Orangtua-Nya bersyukur melihat-Nya dihormati. Tetapi sang ibu tidak dapat melupakan kesedihan dan kekhawatiran yang dideritanya karena penundaan-Nya di Yerusalem, dan dia, dalam cara yang marah, bertanya mengapa Ia berlaku demikian kepada mereka, menghubungkan rasa takut dan kesedihannya yang diakibatkan oleh Dia.

Yesus berkata, “Mengapa kamu mencari Aku?” Pertanyaan tajam ini untuk menuntun mereka melihat bahwa bila mereka yang sibuk dengan tugas mereka, maka mereka tidak akan meninggalkan Yerusalem tanpa Dia. Kemudian Ia menambahkan, “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?” Meskipun mereka tidak mengurusi tanggung jawab yang dibebankan atas mereka, Yesus terlibat dalam urusan Bapa-Nya. Maria tahu bahwa Ia tidak merujuk pada ayah duniawi-Nya, Yusuf tetapi kepada Yehovah....

Sudah menjadi pilihan-Nya untuk kembali dari Yerusalem bersama orangtua-Nya saja, karena ketika beristirahat, ayah dan ibu-Nya akan memiliki lebih banyak waktu untuk perenungan dan meditasi atas nubuatan yang merujuk pada penderitaan dan kematian-Nya kelak.... Setelah perayaan Paskah, mereka menemukan Dia sedang sedih selama tiga hari. Ketika Ia harus disembelih atas dosa-dosa dunia, maka Ia akan terpisahkan dari mereka, diambil dari mereka, selama tiga hari. Tetapi setelah itu, Ia akan menyatakan Diri-Nya Sendiri kepada mereka, dan mereka temukan, dan iman mereka bersandar pada-Nya sebagai Penebus manusia yang jatuh, pengantara pada Bapa atas nama mereka. Review and Herald, 31 Des. 1872.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar