Selasa, 31 Juli 2012

1 Agustus - TUHAN MENGGENAPI JANJI-JANJINYA


“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya” (Galatia 4:4).

Kristus datang ke dunia ini untuk menyatakan Bapa, memberikan satu pengetahuan tentang Allah yang benar kepada umat manusia. Ia datang untuk memperlihatkan kasih Allah. Tanpa satu pengetahuan tentang Allah, maka umat manusia selamanya akan tersesat ... Kehidupan dan kekuatan harus ditanamkan oleh Dia yang telah menjadikan dunia.

Janji yang diberikan di Eden—benih wanita akan meremukkan kepala si ular—adalah janji tentang Anak Allah, di mana hanya melalui Dia saja hukum Allah digenapi dan pengetahuan tentang Allah dapat ditanamkan. 

Allah memberikan janji kepada Abraham, “Olehmu semua kaum di bumi akan mendapat berkat.” Kepada Abraham, Allah mengungkap maksud-Nya bagi penebusan umat manusia ... Kristus menyatakan, “Bapamu Abraham bersukacita melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya, dan senang.” 

Yakub menyatakan, “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.” 

Kepada Musa, Allah berbicara berhadapan muka, sebagaimana seseorang berbicara kepada teman. Padanya bersinarlah terang mengenai Juruselamat itu. Ia berkata kepada bangsa itu, “Tuhan Allahmu akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari tengah-tengah kamu, dari saudaramu, seperti kepadaku; kepada Dia pun kau harus dengarkan.”

Korban-korban dan persembahan menceritakan kisahnya tentang Juruselamat yang akan datang, yang akan dipersembahkan bagi dosa-dosa dunia. Semua ini mengarah pada pelayanan yang lebih baik, ketika Allah akan disembah dalam roh dan kebenaran dan dalam keindahan kesucian. 

Dalam pelayanan orang Yahudi dilambangkan penebusan yang dituntut karena melanggar hukum. Korbannya, seekor domba tanpa cela atau cacat, menggambarkan Penebus dunia, yang begitu suci dan begitu tepat guna sehingga Ia dapat menghapuskan dosa dunia. Kepada Daud diberikan janji bahwa Kristus akan memerintah selamanya dan kekal, dan bahwa kerajaan-Nya di sana tidak akan ada akhirnya. 

Orang-orang Ibrani hidup dalam sikap penantian, menunggu Mesias yang dijanjikan itu. Banyak orang yang mati dalam iman, tidak menerima janji itu; tetapi setelah melihatnya jauh ke depan, mereka percaya dan mengakui bahwa mereka itu adalah orang-orang asing dan peziarah di bumi. Youth’s Instructor, 13 Sep. 1900.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar