“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya” (Galatia 4:4).
Kristus datang ke
dunia ini untuk menyatakan Bapa, memberikan satu pengetahuan tentang
Allah yang benar kepada umat manusia. Ia datang untuk memperlihatkan
kasih Allah. Tanpa satu pengetahuan tentang Allah, maka umat manusia
selamanya akan tersesat ... Kehidupan dan kekuatan harus ditanamkan oleh
Dia yang telah menjadikan dunia.
Janji yang diberikan
di Eden—benih wanita akan meremukkan kepala si ular—adalah janji
tentang Anak Allah, di mana hanya melalui Dia saja hukum Allah digenapi
dan pengetahuan tentang Allah dapat ditanamkan.
Allah memberikan
janji kepada Abraham, “Olehmu semua kaum di bumi akan mendapat berkat.”
Kepada Abraham, Allah mengungkap maksud-Nya bagi penebusan umat manusia
... Kristus menyatakan, “Bapamu Abraham bersukacita melihat hari-Ku dan
ia telah melihatnya, dan senang.”
Yakub menyatakan,
“Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang
pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya,
maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.”
Kepada Musa, Allah
berbicara berhadapan muka, sebagaimana seseorang berbicara kepada teman.
Padanya bersinarlah terang mengenai Juruselamat itu. Ia berkata kepada
bangsa itu, “Tuhan Allahmu akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari
tengah-tengah kamu, dari saudaramu, seperti kepadaku; kepada Dia pun kau
harus dengarkan.”
Korban-korban dan
persembahan menceritakan kisahnya tentang Juruselamat yang akan datang,
yang akan dipersembahkan bagi dosa-dosa dunia. Semua ini mengarah pada
pelayanan yang lebih baik, ketika Allah akan disembah dalam roh dan
kebenaran dan dalam keindahan kesucian.
Dalam pelayanan
orang Yahudi dilambangkan penebusan yang dituntut karena melanggar
hukum. Korbannya, seekor domba tanpa cela atau cacat, menggambarkan
Penebus dunia, yang begitu suci dan begitu tepat guna sehingga Ia dapat
menghapuskan dosa dunia. Kepada Daud
diberikan janji bahwa Kristus akan memerintah selamanya dan kekal, dan
bahwa kerajaan-Nya di sana tidak akan ada akhirnya.
Orang-orang Ibrani
hidup dalam sikap penantian, menunggu Mesias yang dijanjikan itu. Banyak
orang yang mati dalam iman, tidak menerima janji itu; tetapi setelah
melihatnya jauh ke depan, mereka percaya dan mengakui bahwa mereka itu
adalah orang-orang asing dan peziarah di bumi. Youth’s Instructor, 13 Sep. 1900.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar