“Buatlah bagimu
sebuah bahtera dari kayu gofir” (Kejadian 6:14).
Dalam waktu yang sungguh
singkat sejak dosa pertama Adam, maka dosa bertambah banyak dan menyebar
seperti penyakit kusta. Bertambah banyak itu adalah sifat dosa. Dari generasi
ke generasi dosa telah menyebar seperti penyakit menular. Kebencian terhadap
hukum Allah dan—sebagai hasil pasti— kebencian terhadap semua kebaikan jadi
mendunia. Dunia masih dalam masa bayi, namun setelah dosa pertama kali
diperkenalkan, segera menjadi menakutkan dalam proporsinya sampai membanjiri
dunia. Allah, yang menciptakan umat manusia dan memberikan dengan limpahnya,
karunia pemeliharaan- Nya, direndahkan dan dianggap hina oleh para penerima
karunia-Nya. Tetapi bagaimanapun orang-orang berdosa melupakan Sang Pemberi
mereka yang sangat baik, Allah tidak merendahkan dan berpaling dari mereka dan meninggalkan
mereka agar tidak binasa dalam kekerasan dan kejahatan sebagai akibat
pelanggaran hukum Tuhan....
Allah, yang telah
direndahkan dan dihinakan pria dan wanita dan yang kasih serta kebaikan-Nya
telah disalahgunakan, masih berbelas kasih dan dalam kasih-Nya menyediakan satu
perlindungan bagi semua yang mau menerimanya. Ia mengarahkan Nuh untuk membangun
sebuah bahtera dan pada saat yang sama mengabarkan kepada penduduk dunia bahwa
Allah akan menyebabkan air bah untuk menghancurkan orang jahat. Kalau mereka
mau mempercayai pesan itu dan bersedia untuk peristiwa itu dengan bertobat dan berubah,
maka mereka harus meminta pengampunan dan diselamatkan. tidak mengambil Roh-Nya
dari umat manusia tanpa memperingatkan mereka tentang akibat pasti dari
perbuatan mereka yang melanggar hukum-Nya....
Roh Allah tetap
memperjuangkan orang-orang yang memberontak itu sampai waktu yang sudah
ditentukan Allah sudah hampir habis, ketika Nuh dan keluarganya memasuki
bahtera dan tangan Allah menutup pintu bahtera. Kemurahan hati telah melangkah
dari takhta emas, tidak lagi mengantarai bagi umat manusia.
Meskipun Allah sedang
bekerja untuk menarik orang-orang berdosa kepada Diri-Nya oleh pengaruh Roh
Kudus, mereka menarik diri dari Allah dan terus-menerus menolak permohonan
kasih yang kekal.
Nuh berdiri dengan mulia di
tengah dunia yang tidak menghormati Allah dan menurutkan hati dalam segala cara
pemborosan yang berlebihan yang menuntun pada segala macam kejahatan dan
kekerasan.... Sungguh satu tontonan besar bagi dunia saat Nuh berdiri teguh
berhubungan dengan Allah oleh penurutannya, berbeda sekali dengan dunia. Signs of the Times, 20 Des. 1877.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar