“Pakailah ini untuk
berdagang sampai aku datang kembali” (Lukas 19:13).
Sebagai umat Masehi Advent
Hari Ketujuh, kita memiliki satu pekerjaan untuk dilakukan dalam bersaksi bagi
Kristus.... Jika Tuhan akan segera datang, maka mulailah bertindak dengan tegas,
dengan tekad dan minat yang sungguh-sungguh untuk menambah kemampuan, agar
pekerjaan besar itu dapat dilakukan dalam waktu yang singkat.
Mereka yang telah bersekutu
dengan dunia harus mengindahkan ajakan Tuhan. Ia berkata, “Keluarlah dari
tengah mereka, dan terpisah, kata Tuhan, dan jangan menyentuh barang yang
najis.”... Sinar terang Matahari Kebenaran harus bersinar ke atasmu, agar kamu
bisa diperindah dengan kesuciannya.
Akankah kita sekarang
mengatakan tidak perlu kemampuan? Hanya iman yang kita perlukan? Iman sejati
adalah prinsip yang bekerja, dan perbuatan akan tampak sebagai bukti dari
adanya iman ini dalam jiwa. Kamu harus menggandakan usahamu, menggandakan
kembali angkatan kerjamu....
Satu tugas besar harus
dilakukan di seluruh dunia, dan biarlah tidak seorang pun memuji diri sendiri
karena kesudahan sudah dekat, tidak perlu melakukan usaha khusus untuk membangun
berbagai institusi sebagaimana pekerjaan memintanya.... Semua orang harus menjadi
para pekerja, tetapi beban tanggung jawab terberat terletak di atas mereka yang
memiliki talenta yang paling besar, harta yang paling banyak, kesempatan yang
paling luas. Kita akan dibenarkan oleh iman dan dihakimi oleh perbuatan kita.
Biarlah setiap jiwa
menyangkal diri, mengangkat salib, dan menggunakan jauh lebih sedikit uang
untuk memuaskan diri, agar ada agen-agen hidup dan bekerja dalam semua gereja.
Satu iman yang memahami kurang dari ini adalah yang menyangkal karakter
Kristen. Iman Injil adalah yang kuasa dan kasih karunianya berasal dari
kekuasaan Ilahi. Maka biarlah kita memperlihatkan bahwa Kristus tinggal di
dalam kita, dengan berhenti menggunakan uang untuk pakaian dan hal-hal yang tak
perlu, bila pekerjaan Kristus dilumpuhkan karena menginginkan harta benda, ketika
utang-utang dibiarkan tak terbayar pada rumah-rumah pertemuan, dan ketika
perbendaharaan kosong. “Dari buahnyalah engkau mengenal mereka.” Tidakkah kita
akan mengikuti teladan-Nya yang demi kita telah menjadi miskin, agar melalui
kemiskinan- Nya kita bisa dijadikan kaya? —General Conference Bulletin, triwulan
4 tahun 1896, hlm. 765-768.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar