Senin, 03 Desember 2012

5 Desember - SEBAGAIMANA DI ZAMAN NUH



“Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi” (Kejadian 6:5).

Penduduk dunia di masa ini digambarkan sebagaimana penduduk bumi di zaman Air Bah. Kejahatan orang-orang zaman dahulu dengan jelas dikatakan, “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.” Allah jadi jenuh dengan bangsa ini yang buah pikirannya hanyalah kesenangan dan kegemaran berbuat dosa. Mereka tidak mencari nasihat Allah yang telah menciptakan mereka, tidak juga peduli dengan kehendak-Nya. Teguran Allah tertuju pada mereka karena mereka mengikuti khayalan hati mereka sendiri; dan ada kekerasan di negeri itu. “Maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi.”...

Dalam ajaran-ajaran-Nya Kristus menyebutkan ini. “Tetapi sebagaimana di zaman Nuh dahulu,” kata-Nya, “demikian pula kelak keadaannya saat kedatangan Anak manusia.”... Penduduk dunia di zaman dulu telah diberikan peringatan sebelum kehancuran mereka, tetapi peringatan itu tidak diindahkan. Mereka menolak mendengarkan perkataan Nuh; mereka malah mengejek pekabarannya. Orang-orang benar hidup pada generasi itu. Sebelum kehancuran dunia kuno, Henokh menyampaikan kesaksiannya dengan pantang menyerah. Dalam penglihatan nubuatan ia melihat kondisi dunia di zaman sekarang. Ia berkata, “Lihat, Tuhan datang dengan sepuluh ribu orang kudus, untuk menjalankan penghakiman atas semua orang, dan untuk meyakinkan semua orang yang tidak benar di tengah mereka, tentang semua perbuatan jahat mereka, dan tentang semua perkataan keras yang diucapkan orang-orang berdosa kepada Dia. Mereka ini adalah orang-orang yang suka bersungut-sungut, mengeluh, mengikuti hawa nafsunya sendiri; dan mulut mereka mengucapkan perkataan jahat, mengagumi orang karena memberi keuntungan.”...

Allah meminta kita untuk hidup sungguh-sungguh di zaman ini. Para pendeta mungkin mempelajari sedikit hal saja dari buku-buku, tetapi jika mereka berbuat sebaik mungkin dengan talenta mereka; jika mereka bekerja saat mendapat kesempatan; jika mereka berkata-kata dalam bahasa paling sederhana dan jelas; jika mereka berjalan berhati-hati dan merendahkan diri, mencari hikmat surgawi; jika mereka bekerja bagi Allah dari hati, digerakkan oleh kasih kepada Kristus dan jiwa-jiwa yang untuknya Kristus telah mati, maka mereka akan didengarkan, bahkan kemampuan dan talentanya lebih unggul. Akan ada daya tarik dalam kesederhanaan kebenaran-kebenaran yang mereka sampaikan. Review and Herald, 1 Nov. 1906.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar