“Turunlah bersama
dengan Pura, pelayanmu, ke perkemahan itu; maka kaudengarlah apa yang mereka
katakan” (Hakim-hakim 7:10, 11).
Ketika Gideon berdiri
memimpin tiga puluh ribu orang untuk berperang melawan bangsa Midian, ia merasa
bahwa kalau Allah tidak bekerja bagi Israel, maka mereka akan gagal. Dengan
perintah Ilahi bala tentara Ibrani berkurang oleh ujian-ujian yang
berturut-turut sampai tinggal hanya tiga ratus orang untuk melawan jumlah musuh
yang tak terhitung banyaknya itu. Tidak heran hatinya pun ciut memikirkan
perkara itu.
Tetapi Tuhan tidak membuat
hamba-Nya yang setia itu putus asa. Ia berbicara kepada Gideon di malam hari,
dan menyuruh dia, bersama dengan Pura, bujangnya yang setia pergi ke perkemahan
orang Midian, sambil mengatakan bahwa ia akan mendengar sesuatu yang akan
membuatnya berani. Ia pergi, dan menunggu dalam kegelapan dan keheningan, ia
mendengar seorang tentara yang baru terbangun, menceritakan mimpinya kepada
temannya, “Aku bermimpi: tampak sekeping roti jelai terguling masuk ke
perkemahan orang Midian; setelah sampai ke kemah ini, dilanggarnyalah kemah
ini, sehingga roboh, dan dibongkar-bangkirkannya, demikianlah kemah ini habis
runtuh.”
Yang lain menjawab dalam
perkataan yang menggugah pendengar yang bersembunyi itu, “Ini tidak lain dari
pedang Gideon bin Yoas, orang Israel itu; Allah telah menyerahkan orang Midian
dan seluruh perkemahan ini ke dalam tangannya.”
Gideon mengenali suara
Allah berbicara kepadanya melalui perkataan orang-orang Midian ini. Keyakinan
dan keberaniannya sangat dikuatkan, dan ia bergembira karena Allah orang Israel
dapat bekerja melalui cara-cara paling sederhana untuk merendahkan kesombongan
manusia. Dengan keyakinan dan pengharapan ia kembali ke sekumpulan kecil
tentaranya, dengan berkata, “Bangunlah, sebab TUHAN telah menyerahkan
perkemahan orang Midian ke dalam tanganmu.”...
Sebagaimana sekeping roti
masuk ke tenda yang membuatnya roboh, demikian pula sekelompok kecil Bangsa
Israel menghancurkan musuh-musuh mereka yang kuat dan banyak.
Tuhan Sendiri mengarahkan
pikiran Gideon dalam membuat satu rencana yang segera dijalankan....
Sungguh satu pelajaran
tentang kerendahan hati dan iman yang kita bisa pelajari saat mengingat pertolongan-pertolongan
Allah kepada ciptaan-Nya. Signs of the Times, 14 Juli 1881.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar