“Aku telah bermimpi,
dan seorangpun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar
tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya” (Kejadian 41:15).
Ketika Yusuf menafsirkan
mimpi kepala juru minuman dan juru roti, ia meminta agar diingat ketika kepala
pelayan itu ditempatkan kembali pada posisinya; tetapi ia dilupakan, dan tetap
di sana selama dua tahun lebih lama dalam penjara.
Tetapi seorang yang lebih
ditinggikan daripada si kepala juru minuman mendapatkan mimpi, dan ketika tidak
didapati seorang pun yang mampu menafsirkan mimpi itu, Yusuf diingat oleh si
kepala juru minuman. Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia
dikeluarkan dari penjara; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi
menghadap Firaun. Berkatalah Firaun kepada Yusuf, “Aku telah bermimpi, dan
seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang
engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya.” Yusuf
tidak menerima pujian itu untuk dirinya sendiri. Ia mengarahkan Firaun kepada
Allah, dengan berkata, “Sekali-kali bukan aku, melainkan Allah juga yang akan
memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.”
Melalui hikmat yang
diberikan Tuhan kepadanya, Yusuf dapat melihat arti mimpi itu sesungguhnya. Ia
melihat pekerjaan ajaib Tuhan, dan ia menguraikan seluruhnya dengan jelas di
hadapan Firaun. Ia menyatakan kepada raja tentang bala kelaparan yang panjang
yang akan menimpa negeri itu, dan rencana-rencana yang harus dilakukan untuk
menyelamatkan negeri dari kehancuran.... Perkataannya diterima bagaikan emas, dan
jawaban yang diberikan kepadanya, “Oleh karena Allah telah memberitahukan
semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan
bijaksana seperti engkau. Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada
perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari
padamu.”...
Yusuf mewakili Kristus. Ia
berdiri sebagai penguasa Mesir yang dihormati. Dalam kehidupannya diperlihatkan
tabiat yang indah, murni dan mulia. Dalam menjalani kesedihan-kesedihan di
bawah keadaan dicobai dan dalam menahan godaan, Yusuf merupakan satu karakter
dengan Kristus....
Teladan Yusuf, yang
memancarkan cahaya surga, tidak bersinar sia-sia di tengah bangsa yang untuknya
Kristus telah menyerahkan Diri-Nya untuk menjadi satu persembahan—satu bangsa
yang dijaga oleh Allah sendiri, dan yang telah Allah curahkan berkat duniawi
dan berkat rohani, untuk menarik mereka kepada Diri-Nya. Youth’s Instructor, 11 Maret 1897.
Kisah yusuf dalam Al-Qur'an surah Yusuf
BalasHapusBuka http://www.al-shia.org/html/id/quran/tarjomeh/012.htm
Sebelum dibawa ke Mesir pun Yusuf juga pernah bermimpi tentang berkas saudara2nya yang menyembah ke berkas Yusuf, dan itu jadi kenyataan dia menjadi penguasa yang rendah hati.
BalasHapus