Minggu, 14 Oktober 2012

15 Oktober - BAGAIMANA IMAN BEKERJA



“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6).

Melalui pertobatan dan iman kita menerima Kristus menjadi Juruselamat kita. Kita kemudian berdiri di hadapan Allah sebagai seorang yang benar, diterima dalam kemurahan surga, dan melalui Roh memiliki persekutuan dengan Bapa dan Anak. Kemudian masih ada pekerjaan lain yang harus dicapai, dan ini sifatnya bertahap. Jiwa harus disucikan melalui kebenaran. Dan ini juga dicapai melalui iman. Karena hanya oleh kasih karunia Kristus, yang kita terima melalui iman, maka karakter itu dapat diubahkan.

Banyak orang yang percaya bahwa Kristus adalah Juruselamat dunia, bahwa Injil itu benar dan menyatakan rencana keselamatan, namun mereka tidak memiliki iman yang menyelamatkan. Mereka secara intelektual meyakini kebenaran itu, tetapi ini tidaklah cukup; untuk dibenarkan, orang-orang berdosa harus memiliki iman yang menyesuaikan jiwa mereka sendiri dengan kebaikan-kebaikan Kristus. Kita membaca bahwa Iblis “percaya, dan gemetar”; tetapi kepercayaan seperti itu tidak membawa pembenaran, kepercayaan itu hanya memberi persetujuan intelektual saja terhadap Alkitab. Kepercayaan ini gagal mencapai poin pentingnya, karena kebenaran itu tidak melibatkan hati atau mengubah tabiat.

Dalam iman sejati yang menyelamatkan, ada kepercayaan kepada Allah melalui korban penebusan besar yang dibuat Anak Allah di Kalvari. Di dalam Kristus, orang-orang percaya yang dibenarkan melihat satu-satunya pengharapan dan kelepasan mereka. Semua orang-orang berdosa yang mendapat pengenalan terhadap kuasa Kristus yang menyelamatkan akan memperlihatkan kepercayaan ini dalam derajat yang lebih tinggi sambil memiliki pengalaman yang lebih maju.

Perkataan rasul memberikan penjelasan terhadap apa itu iman yang sejati. Ia berkata, “Jika engkau mengakui Tuhan Yesus dengan perkataanmu, dan percaya di dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari kematian, maka kau akan diselamatkan. Karena dengan hati manusia percaya kepada kebenaran; dan dengan pengakuan dari mulut dibawa kepada keselamatan.” Mempercayai dengan hati itu lebih dari sekadar yakin, lebih dari tanda setuju kepada kebenaran. Iman ini tulus, bersungguh-sungguh, dan melibatkan belas kasih jiwa; itu adalah iman yang bekerja oleh kasih dan memurnikan hati. Signs of the Times, 3 Nov. 1890.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar