Kamis, 30 Agustus 2012

2 September - ORANG-ORANG MAJUS


“Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia’” (Matius 2:1, 2).

Sementara orang-orang Majus sedang mempelajari langit, sebuah bintang terang muncul, yang sama sekali baru bagi mereka. Sambil berdiri memandanginya, mereka terkesan bahwa itu adalah tanda peristiwa yang besar. Mereka memutuskan untuk menyelidiki masalah itu, sambil berharap bahwa mereka akan dianugerahkan satu pengetahuan tentang Mesias yang dijanjikan itu. Tuhan mendorong mereka untuk maju terus; dan sebagaimana tiang awan bergerak di hadapan anak-anak Israel melalui padang belantara, begitu pula bintang itu menuntun orang-orang Majus sambil mengadakan perjalanan menuju Yerusalem.... Memasuki kota Yerusalem, orang Majus itu pun bertanya-tanya, “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.”...

Para penguasa Yahudi tidak mengetahui kedatangan Dia yang adil itu karena mereka tidak bersedia bagi Dia.... Mereka tidak mendengar pesan malaikat, “Lihat, aku memberikan kabar baik sukacita besar.”... Para gembala telah menyaksikan sendiri kunjungan para malaikat itu; sekarang orang-orang dari Timur Jauh itu membawa berita tersebut, “Kami telah melihat bintang-Nya di Timur, dan kami datang untuk menyembah Dia.” Orang-orang dari bangsa dan keyakinan lain yang pertama mengabarkan kedatangan Mesias....

Herodes terkejut karena para rabi Yahudi—orang-orang yang menganggap diri mereka sendiri lebih unggul dibanding orang lain—sepertinya tidak mengetahui apa pun, sementara mereka yang disebut orang kafir telah menerima tanda dari langit bahwa Raja telah dilahirkan....

Setelah memanggil orang-orang Majus itu kepadanya, Herodes “dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu tampak.”... Setelah mendengar kata-kata raja itu, mereka berangkat; dan, lihatlah bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.... Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.” Youth’s Instructor, 19 Okt. 1899.

1 September - PARA UTUSAN PRIA DAN WANITA


“Sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4).

Mereka yang mau menjadi pengikut-Nya diajak untuk memikul kuk-Nya dan belajar dari Dia yang adalah lemah lembut dan rendah hati; dan Ia berjanji kepada mereka yang melakukan ini bahwa mereka akan menemukan ketenangan jiwa. Kelemahlembutan dan kerendahan hati yang mencirikan kehidupan Kristus akan terlihat dalam kehidupan dan karakter orang-orang yang “berjalan seperti Dia.”...

Diberkatilah jiwa yang bisa berkata, “Aku bersalah di hadapan Allah, tetapi Yesus adalah Penasihatku, aku telah melanggar hukum-Nya. Aku tidak dapat menyelamatkan diriku sendiri, tetapi aku memohon atas darah yang telah tercurah di Kalvari.”...

Kristus datang untuk menjunjung hukum dan menghormatinya; Ia datang untuk mengangkat perintah lama yang kamu miliki sejak permulaan. Kemudian kita memerlukan hukum dan para nabi. Kita memerlukan Perjanjian Lama untuk membawa kita sepanjang Perjanjian Baru, yang tidak menggantikan Perjanjian Lama tetapi menyatakan lebih jelas rencana keselamatan bagi kita, memberikan arti bagi keseluruhan sistem persembahan dan korban dan kepada pekabaran yang kita terima sejak permulaan. Penurutan yang sempurna diberikan kepada setiap jiwa, dan penurutan kepada kehendak Allah akan membuatmu menjadi satu dengan Kristus. Kamu akan dimampukan untuk hidup suci, karena kehidupan Kristus sebagai hamba Yehovah adalah mulia.... Mengandalkan diri dan ketergantungan pada hal yang tak suci membuat banyak orang jauh dari kekayaan karunia di dalam Kristus....

Yesus yang sama itulah yang memerintahkan bahwa kasih harus menjadi prinsip yang utama di zaman lama, yang memerintahkan agar kasih menjadi yang terutama dalam hati para pengikut-Nya di Perjanjian Baru. Hasil dari prinsip kasih itu adalah penyucian sejati. Mereka yang berjalan dalam terang akan menjadi anak-anak terang dan akan memancarkan terang kepada mereka yang ada di sekitar mereka dalam kebaikan, dalam belas kasih, dan dalam kasih yang tak dapat diragukan....

Doktrin murni akan berpadu dengan perbuatan kebenaran; aturan surgawi akan bercampur baur dengan kebiasaan-kebiasaan suci. Hati yang dipenuhi dengan kasih karunia Kristus akan diperlihatkan oleh kedamaian dan sukacitanya; dan di mana Kristus tinggal, karakter akan dimurnikan, ditinggikan, diagungkan, dan dimuliakan. Youth’s Instructor, 8 Nov. 1894.

Rabu, 29 Agustus 2012

31 Agustus - PEKERJAAN YANG DILAKUKAN DENGAN BAIK


“Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya” (Yohanes 17:4).

Ketika Kristus mati di salib, sambil berseru dengan suara nyaring, “Sudah selesai.” Pekerjaan-Nya sudah selesai. Jalan sudah terbuka, tirai sudah terbelah dua. Umat manusia tidak dapat mendekati Allah tanpa persembahan korban, tanpa pelayanan imam duniawi. Kristus Sendiri adalah iman selamanya setelah orde Melkisedek. Surga adalah rumah-Nya. Ia datang ke dunia ini untuk menyatakan Bapa. Pekerjaan-Nya di ladang konflik dan penghinaan sudah selesai sekarang. Ia naik ke surga dan selamanya ditempatkan di sebelah kanan Allah.

Kehidupan Kristus di bumi ini adalah satu kehidupan kerja keras, sibuk dan bersungguh-sungguh. Ia bangkit dari kematian dan selama empat puluh hari berada bersama murid-murid-Nya, mengajari mereka bersiap bagi kepergian-Nya. Ia siap untuk pergi. Ia telah memperlihatkan fakta bahwa Ia adalah Juruselamat yang hidup; murid-murid-Nya tidak lagi menghubungkan Dia dengan kuburan Yusuf. Mereka bisa memikirkan Dia yang dimuliakan di tengah penghuni surga....

Seisi surga menantikan dengan sungguh-sungguh akhir dari penderitaan Anak Allah di dunia yang ternoda dengan kutukan. Menjadi bagian dari penghinaan dan penderitaan Kristus adalah keagungan-Nya. Ia naik ke surga sebagai Raja dari orang-orang kudus. Kenaikan-Nya sebanding dengan tabiat-Nya yang agung. Ia naik di Bukit Zaitun dalam kumpulan malaikat, yang penuh kemenangan menyertai Dia ke kota Allah. Ia tidak pergi untuk kepentingan-Nya sendiri, tetapi sebagai Penebus anak-anak-Nya, yang disebut demikian melalui iman dalam nama-Nya. Ia pergi sebagai pahlawan dalam peperangan, pemenang, yang menawan para tawanan, di tengah seruan pujian dan lagu-lagu surgawi....

Sungguh satu perbedaan antara penerimaan Kristus saat kembali ke surga dan penerimaan-Nya di bumi! Di surga semuanya setia. Tidak ada kesedihan, tidak ada penderitaan, menemui-Nya di setiap langkah.... Waktunya sudah tiba bagi alam semesta langit untuk menerima Raja mereka. Signs of the Times, 16 Agust. 1899.

Selasa, 28 Agustus 2012

30 Agustus - KALVARI


“Tetapi akhirnya tampillah dua orang, yang mengatakan: ‘Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari’” (Matius 26:60, 61).

Ini adalah satu-satunya tuduhan yang bisa diberlakukan melawan Kristus. Tetapi perkataan ini diselewengkan dan salah penerapan. Kristus berkata, “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.... Tetapi Ia berbicara tentang bait tubuh-Nya.”

Para imam dan penguasa, dengan banyak orang lainnya, mencela-Nya dengan banyak pernyataan palsu. Sementara Ia tergantung di salib, orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu.” Tetapi meskipun disalahartikan, perkataan Kristus digenapi. Pemberitaan umum dilakukan, dan berita itu bahkan lebih berkesan oleh pernyataan musuh-musuhNya....

Mereka yang mengolok-olok berkata, “Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah,” sedikit mengetahui bahwa kesaksian mereka akan bergema selama berabad-abad. Namun meskipun diucapkan dalam ejekan, perkataan itu benar adanya. Hal itu menuntun banyak orang menyelidik Kitab Suci sendiri. Orang-orang bijak mendengar, mencari, mempertimbangkan, dan berdoa. Ada beberapa orang yang tidak berhenti sampai mereka melihat makna misi Kristus dengan menyelidik Kitab Suci dan membandingkan ayat demi ayat. Mereka melihat bahwa pengampunan cuma-cuma diberikan oleh Dia yang kemurahan hati-Nya merangkul seluruh dunia.... Tidak pernah sebelumnya ada pengetahuan yang demikian luas tentang Yesus sebagaimana ketika Ia digantung di salib. Ia diangkat dari bumi untuk menarik semua orang kepada Dia. Ke dalam hati banyak orang yang menyaksikan pemandangan salib dan yang mendengar perkataan Kristus adalah terang kebenaran yang bersinar. Bersama Yohanes mereka akan berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia.”...

Pemandangan ini terjadi di hadapan surga dan bumi. Para malaikat menyaksikan ejekan dan kejijikan yang tak berbelas kasih diperlihatkan kepada Yesus oleh mereka yang seharusnya mengakui Dia sebagai Mesias....

Sekali lagi datang seruan, yang keluar dari penderitaan moral, “Sudah selesai.” “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. Kristus, Yang Agung dari surga, Raja kemuliaan, telah mati. Review and Herald, 28 Des. 1897.

Senin, 27 Agustus 2012

29 Agustus - GETSEMANI



“Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: ‘Duduklah di sini, sementara Aku berdoa’” (Markus 14:32).

Ketika Kristus meninggalkan murid-murid-Nya, meminta mereka berdoa untuk diri mereka sendiri dan bagi-Nya, Ia memilih tiga orang, Petrus, Yakobus, dan Yohanes, dan pergi lebih jauh ke dalam taman untuk menyendiri.Ketiga murid ini telah bersama Dia sewaktu Dia dipermuliakan; mereka telah melihat tiga tamu surgawi, Musa dan Elia, berbincang-bincang dengan Yesus, dan Kristus menginginkan kehadiran mereka pada kesempatan ini juga....

Kristus mengekspresikan keinginan-Nya terhadap simpati manusia dan kemudian mengasingkan Diri-Nya dari mereka sekitar sejauh lemparan batu. Setelah jatuh bertelut, Ia berdoa, “Ya, Bapa, jika mungkin biarlah cawan ini berlalu daripada-Ku: tetapi biarlah kehendak-Mu yang jadi, bukan kehendak-Ku.”

Di akhir jam itu, Yesus, yang merasa memerlukan simpati manusia, bangkit dari tanah dan berjalan sempoyongan ke tempat di mana Ia meninggalkan ketiga murid-Nya.... Ia rindu mendengar kata-kata dari mereka yang akan membawa kelegaan bagi-Nya dalam penderitaan-Nya. Tetapi Ia kecewa. Mereka tidak memberikan bantuan yang Ia perlukan dari mereka. Gantinya, Ia “mendapati mereka tertidur.”

Tepat sebelum Ia melangkahkan kaki ke taman, Yesus berkata kepada para murid-Nya, “Kamu semua akan tergoncang imannya karena Aku malam ini”; dan mereka telah memberikan jaminan paling kuat kepada Kristus bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan Tuhan mereka, bahwa mereka akan pergi ke penjara bersama Dia, dan jika perlu akan menderita dan mati bersama Dia. Dan Petrus yang malang yang merasa diri puas menambahkan, “Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak.” Tetapi para murid percaya pada kekuatan mereka sendiri’ mereka tidak memandang pada Penolong ajaib, sebagaimana yang dinasihatkan Kristus untuk dilakukan.... Sekalipun Petrus yang bersemangat tinggi itu, yang baru beberapa jam sebelumnya telah menyatakan mau mati bersama Tuhannya, sedang tertidur....

Sekali lagi Anak Allah tercekam oleh penderitaan yang teramat sangat berat, Ia terhuyung-huyung kembali ke tempat pergumulan sebelum-Nya....Sekarang suara-Nya terdengar kepada mereka di tengah udara malam yang tenang, tidak dalam nada kemenangan tetapi penuh dengan penderitaan manusia.... Meskipun dosa merupakan hal mengerikan yang telah membuka pintu air bah kesengsaraan dunia, Ia akan menjadi pendamai satu umat yang telah berdosa. Signs of the Times, 2 Des. 1897.