“Kuduskanlah
hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu,
supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allahmu” (Yehezkiel 20:20).
Tuhan berbicara kepada
Musa, Beritahukan kepada anak-anak Israel, kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku:
karena itu adalah satu tanda antara Aku dan kamu turun temurun; agar kau
mengetahui bahwa Akulah Allah yang telah menyucikanmu.”...
Bukankah perkataan ini
menunjukkan kita sebagai umat Allah yang terpilih? Dan tidakkah itu menyatakan
kepada kita bahwa selama waktu belum berakhir kita harus memelihara perbedaan
kudus yang dipercayakan pada kita?... Sabat tidak kehilangan maknanya. Itu
masih merupakan tanda antara Allah dan umat-Nya, dan akan tetap demikian
selama-lamanya....
Pekerjaan kita adalah untuk
menyatakan pekabaran malaikat pertama, kedua, dan ketiga kepada dunia. Dalam
menjalankan tugas, kita tidak perlu merendahkan atau takut terhadap musuh.
Mengikat diri kita sendiri dengan kontrak-kontrak atau dalam kerja sama atau
pergaulan bisnis dengan mereka yang tidak seiman dengan kita tidaklah sejalan
dengan Allah. Kita harus memperlakukan mereka yang menolak setia kepada Allah
dengan kebaikan dan kesantunan, tetapi kita jangan pernah bersatu dengan mereka
dalam anjuran tentang kepentingan utama dari pekerjaan-Nya.
Menaruh kepercayaan kita
kepada Allah, kita harus bergerak maju dengan cepat, melakukan pekerjaan-Nya
tanpa mementingkan diri sendiri,... menyerahkan diri sendiri, masa depan dan masa
kini kepada pemeliharaan-Nya yang bijaksana, memegang teguh keyakinan kita dari
permulaan sampai akhir, mengingat bahwa bukan karena kelayakan kita maka kita
menerima berkat dari surga, tetapi karena kelayakan Kristus dan penerimaan
kita, melalui iman di dalam Dia, dari kasih karunia Allah yang melimpah.
Saya berdoa agar
saudara-saudara dapat menyadari bahwa pekabaran malaikat ketiga sangat berarti
bagi kita, dan bahwa pemeliharaan Sabat yang benar harus menjadi tanda yang
membedakan mereka yang melayani Allah dari mereka yang tidak melayani Dia....
Kita terpanggil untuk menjadi suci, dan janganlah kita berpikir bahwa bukan hal
penting bilamana kita memelihara satu ciri khusus dari iman kita ataupun tidak.
Di atas bahu kita terletak kewajiban kudus mengambil sikap yang lebih tegas
bagi kebenaran daripada yang telah kita lakukan di masa lalu. Garis pembatas
antara mereka yang memelihara perintah Allah dan mereka yang tidak harus
dinyatakan dengan kejelasan yang tak bisa keliru. Review and Herald, 4 Agust. 1904.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar