“Karena jikalau kamu
mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga” (Matius 6:14).
Ampunilah kesalahan kami,
sebagaimana kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami,” demikian Kristus
mengajarkan kita untuk berdoa. Tetapi mengampuni sebagaimana Ia mengampuni kita
itu merupakan hal yang paling sulit dilakukan sekalipun bagi mereka yang
mengaku para pengikut Yesus. Roh pengampunan yang benar sangat sedikit
dipraktikkan, dan begitu banyak penafsiran diselipkan atas persyaratan Kristus,
sehingga kekuatan dan keindahannya hilang dari pandangan. Kita memiliki
pandangan-pandangan yang sangat tidak pasti tentang kemurahan agung dan
kebaikan kasih Allah. Ia itu penuh dengan belas kasih dan pengampunan dan
dengan cuma-cuma mengampuni bila kita benar-benar bertobat dan mengakui
dosa-dosa kita.... Kita harus membuat kasih dan simpati yang diekspresikan
dalam kehidupan Kristus menjadi karakter kita....
Jika kita menerima karunia
Allah dan memiliki pengetahuan tentang Yesus Kristus, maka kita memiliki tugas
yang harus dilakukan bagi orang lain. Kita harus meniru Allah yang panjang
sabar kepada kita. Tuhan meminta kita melakukan hal yang sama kepada para
pengikut-Nya sebagaimana yang kita terima dari Dia. Kita harus membiasakan diri
baik dan sabar, meskipun mereka tidak sesuai dengan harapan kita. Tuhan mengharapkan
kita penuh belas kasih dan sayang, memiliki hati yang bersimpati. Ia ingin kita
memperlihatkan buah-buah kasih karunia Allah di dalam perilaku kita satu sama
lain. Kristus tidak berkata, “Kamu boleh sabar kepada sesamamu,” tetapi,
“Kasihilah sesamamu manusia sebagaimana dirimu sendiri. ” Ini artinya jauh
lebih dari sekadar apa yang dijalankan orang-orang yang mengaku Kristen dalam
kehidupan sehari-harinya....
Kristus terus mengajarkan
bahwa prinsip-prinsip hukum Allah bahkan mencapai maksud-maksud dan tujuan dari
pikiran. Dan Ia dengan jelas menyatakan bahwa jika kita dengan setia memelihara
kesepuluh aturan itu, maka kita akan mengasihi sesama kita sebagaimana diri
kita sendiri....
Satu kehidupan agama yang
konsisten, percakapan suci, teladan saleh, kebajikan yang tulus, menandai para
perwakilan Kristus. Mereka akan bekerja untuk menarik orang-orang berdosa dari
luka terbakar; mereka akan melakukan setiap tugas dengan setia. Dengan demikian
mereka akan menjadi lampu mercusuar.... Doa-doanya yang bersungguh-sungguh dan
rendah hati akan membuat penyampaian kebenaran itu berpengaruh, dan Kristus
akan dimuliakan. Review and Herald, 19 Mei 1910.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar